Sebagai Pelaku Komunikasi, KOMSOS dituntut menjadi lebih "Ndayani"



Kemajuan zaman yang ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi, khususnya media digital, menantang Gereja untuk masuk dan ikut ambil bagian di dalamnya. Tanggung jawab ini ada di pundak Komisi Komunikasi Sosial, baik di tingkat paroki, kevikepan, maupun Keuskupan.



Disadari bahwa Komisi Komsos masih berkutat pada persoalan dokumentasi, foto atau video. Juga, terkotak-kotaknya Komsos dengan multimedia atau majalah. Situasi ini tentu perlu dibongkar sehingga Komsos semakin bersinergi dan menjadi ujung tombak paroki, kevikepan, dan keuskupan dalam karya pewartaan.

Dalam situasi seperti itulah, Komisi Komsos Keuskupan Agung Semarang mengundang dan mengajak Komisi Komsos Kevikepan untuk menata diri dan menatap ke depan melalui kegiatan Glenikan Komsos KAS 2019. Pertanyaan besar yang hendak dicari dan ditemukan jawabnya adalah bagaimana Komsos ikut ambil peran dalam pastoral media baik di tingkat paroki, kevikepan, atau keuskupan.

Acara diselenggarakan selama tiga hari (24 – 26 Mei 2019) bertempat di Wisma Salam Muntilan dengan pembahasan utama rencana kevikepan menjadi pusat kegiatan pastoral, dan tanggungjawab komisi ditingkat kevikepan sendiri sangat besar, sehingga Komisi Komsos Kevikepan perlu dipersiapan dalam mempersiapkan alur yang akan dibangun. Tujuan pertemuan ini adalah, agar sobat KOMSOS menjadi lebih "Ndayani" atau bisa memberikan hati pada KOMSOS itu sendiri.

Acara berlangsung dengan serius namun santai, diisi dengan "Glenikan" dari para peserta. Tak lupa juga pesan pesan ihwal bermedia, sosial media dan sikap menjadi KOMSOS dari Romo Dominicus Donni Widiyarso, Pr dan Romo Yustinus Slamet Wito Karyono,Pr serta oleh Priscilia Panti Meyrina Digital Strategist. Di tutup oleh pesan dan tujuan KOMSOS VIKEP dari Romo Alexius Dwi Aryanto selaku Romo Vikep KEDU

Romo Donni menyampaikan bahwa menjadi pewarta di dunia digital merupakan hadiah dari Allah. Dengan adanya penemuan-penemuan manusia telah mengambarkan hasrat manusia untuk membentuk sebuah kehadiran dan relasi, untuk memenuhi keingintahuan dan untuk mengganti kemudahan. Dunia digital bagaikan sebuah pintu yang sudah terbuka dan tidak bisa ditutup kembali.

Bagaimana dengan pendapat para pemimpin gereja?

Paus Yohanes Paulus 2
Gereja harus bersumbangsih atas perkembangan komunikasi dan media untuk membawa manusia pada kepenuhannya.

Paus Benedictus XVI
Gereja tidak sekedar mewartakan iman, tetapi juga menjadi relasi iman hidp gereja denan perubahan dunia. Internet merupakan bahasa baru dan dunia digital adalah benua baru, gereja diundang untuk mengunakan konteks dan simbol untuk mewartakan injil.

Dunia digital sebagai perluasan dan bukan sebuah dunia, bukan tempat pelarian dari dunia nyata serta tempat manusia menghidupi relasi dn bertukar informasi.

Perjumpaan di dalam dunia digital bisa dikatakan merupaka silaturahmi, namun tidak bisa menggantikan perjumpaan personal secara langsung.
Dunia online juga diatur oleh hukum, oleh karena itu perhatikan hak cipta serta bijak dalam upload maupun download apapun.

Bijaksana dalam menggunakan medai online, jangan membuat atau membagikan atau memberikan akses konten yang bermuatan kesusilaan, jangan sembarangan mengancam, memeras dan mencemarkan nama baik. Berita palsu atau berita bohong atau hoaks (bahasa Inggris: hoax) adalah informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya. Hoax selalu membawa kebencian, permusuhan karena dari sumber yang tidak jelas dan memanfaatkan fanatisme serta ideologi.

Media sosial dan internet merubah pola komunikasi di dalam gereja, menjadikan semuanya adalah user dan tidak ada hirarki. Untuk itu Komsos sebagai pelaku komunikasi mempunyai peran sebagai pewarta kabar baik nilai luhur gereja katolik, dengan mengutamakan kebenaran, kebaikan dan kegunaan.

Sebagai pelaku komunikasi, Komsos memiliki tugas :

  • Menjadi komunikator untuk mendukung semua gerak komunikasi iman dalam dunia digital dan analog.
  • Menjadi penjaga jejak sejarah umat Allah, dengan melaksanakan fungsi pengarsipan, perekaman peristiwa paroki, kevikepan, menjaga jejak-jejak digital kegiatan umat Allah.

Komsos sebagai pelaku komunikasi dapat belajar dari Yesus dalam menyebarkan warta gereja, seperti di dalam bacaan Lukas 6:12-19.


Yesus memanggil kedua belas rasul
6:12 Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. 6:13 Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul 6:14 Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, 6:15 Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, 6:16 Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat.

Yesus mengajar dan menyembuhkan banyak orang
6:17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. 6:18 Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. 6:19 Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya.

Point utama dari bacaaan diatas adalah :

  • Yesus berdoa
  • Yesus memilih 12 rasul
  • Yesus berjumpa dengan banyak orang
  • Yesus dan para murid berkarya
  • Banyak orang yang datang untuk mendengarkan dan disembuhkan

Dalam pelaksanaannya berdasarkan point-point bacaan diatas maka :

  • Selalu menempatkan Komsos dalam koordinasi dengan KAS, Kevikepan dan paroki.
  • Amankan akun resmi, jika perlu di backup
  • Jaga keberlangsungan
  • Bangun tim, kerjasama, pembagian tugas kerja dan tanggung jawab
  • Pastikan ada pertanggunganjawaban keatas.
Pada hari yang kedua, setiap kevikepan diajak berdiskusi dengan panduan pertanyaan sebagai berikut :
  1. Hal-hal apakah yang sudah dikerjakan oleh Komisi Komsos Kevikepan? Apakah kegiatan-kegiatan tersebut menajwab kebutuhan kevikepan? Mengapa?
  2. Dalam konteks kevikepan menjadi pusat kegiatan pastoral, apakah Komisi Komsos Kevikepan sudah siap? Jika belum, hal-hal apakah yang dibutuhkan? Bagaimana kebutuhan itu akan dipenuhi?
  3. Adakah catatan penting yang perlu diangkat ke level keuskupan?
Romo Alexius Dwi Aryanto selaku Romo Vikep KEDU dihari yang ketiga memberikan pembekalan kepada para peserta glenikan. Disampaikan oleh romo Dwi Aryanto bahwa ketentuan pastoral regio jawa pasal 54 tertulis “hendaknya siapapun yang terlibat dalam kegiatan sosial turut serta mewartakan kabar suka cita”.

Pewartaan dengan menggunakan alat-alat dilakukan dengan serius dan memperhatikan nilai-nilai kebenaran kristiani. Karena Komsos membawa nama gereja maka agar pewartaan menjadi lebih efektif, komsos sebaiknya membangun jejaring. Diharapkan juga Komsos dapat membuat film pendek di setiap pertemuan.

www.kabarkitaonline.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sejarah GBMRB

Pengurus Dewan Paroki Weleri Masa Bakti 2019-2022 Dilantik Bersamaan Dengan Hari Raya Peringatan Pelindung Gereja (Martinusan)